Ayub 42:5 mengatakan: "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau"Disela-sela khotbahnya, seorang Pendeta dengan suara lantang, berulang kali menyaksikan apa yang ia dengar dari temannya. Pengalaman hidup bersama Tuhan yang dialami temannya, memberinya insipirasi menyampaikan Firman Tuhan tentang pengalaman bersama Tuhan. Sangat disayangkan, kesaksian yang disampaikan dengan semangat berkobar-kobar, semua adalah pengalaman orang. Dengan kata lain, ia menyampaian apa kata orang saja, bukan pengalaman pribadinya.
Teman, terkadang kita juga seperti pendeta diatas. Senang sekali menguatkan orang yang sharing dengan kita melalui pengalaman hidup orang lain.
Ngak salah sih, tapi kesaksian yang kita berikan akan jauh lebih menyegarkan dan membangun hidup seseorang, bila itu pengalaman hidup kita sendiri bersama Tuhan. Saudara atau teman kitapun lebih percaya dan menjadi kuat sebab mereka mendengar langsung dari sumbernya. Sekecil apa pengalaman hidup kita bersama Tuhan, bila kita mengalaminya sendiri, kebenarannya tidak dapat disangsikan lagi. Disamping itukita sendiri makin dikuatkan dan tidak perlu takut dan malu memberitakan itu, karena ini fakta bukan isapan jempol.
Perhatikan Ayub pada waktu dilanda kesukaran besar! Sahabat-sahabatnya berungkali memberi kesaksian tentang Allah, tetapi ia tidak bisa menerima begitu saja karena ia hanya mendengar kata orang dan bukan pengalaman pribadinya dan malah terjadi perdebatan hebat diantara mereka.
Alangkah baiknya sebuahkisah nyata yang bersumber dari diri sendiri! Mungkin dalam menceritakan kuasa Yesus, kita cenderung memberi contoh pengalaman hidup orang lain, kita sepelekan atau malu diceritakan. Ini tindakan keliru! Sekecil apapun itu pasti memberi berkat dan memotivasi seseorang untuk bertekun dalam iman. Kita harus belajar menyampaikan sesuatu bukan berpijak pada kisah orang lain, tapi dari pengalaman hidup kita sendiri. Akhirnya teman, miliki sebanyak-sebanyaknya pengalaman hidup bersama Tuhan agar melalui pengalaman hidup kita banyak orang memperoleh Hidup. Amin
Alangkah baiknya sebuahkisah nyata yang bersumber dari diri sendiri! Mungkin dalam menceritakan kuasa Yesus, kita cenderung memberi contoh pengalaman hidup orang lain, kita sepelekan atau malu diceritakan. Ini tindakan keliru! Sekecil apapun itu pasti memberi berkat dan memotivasi seseorang untuk bertekun dalam iman. Kita harus belajar menyampaikan sesuatu bukan berpijak pada kisah orang lain, tapi dari pengalaman hidup kita sendiri. Akhirnya teman, miliki sebanyak-sebanyaknya pengalaman hidup bersama Tuhan agar melalui pengalaman hidup kita banyak orang memperoleh Hidup. Amin