Lukas 6:27 "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
Seorang pemuda berkata kepada temannya sebelum ibadah dimulai, " Waktu ketemu dan melihat tampang orang itu, aku langsung enek (mual), aku nyesel banget kenapa mesti ketemu sama musuhku itu". Inilah kalimat yang sudah membudidaya di saat kita ngak bisa menerima perbuataan seseorang hingga membencinya.
Sobat muda, ketika kita punya sikap seperti ini, maka dua kesalahan besar telah kita lakukan, yaitu: (1) Satu. kita telah menyimpan akar pahit terhadap orang yang berbuat salah dan kita tidak memberikan pengampunan. (2) Dua, menggangap teman sebagai musuh bahkan musuh bebuyutan.
Teman, firman Tuhan telah berulang kali ngajarin kita untuk mengampuni mereka yang bersalah pada kita dan tidak menyimpan kesalahan sampai berlarut-larut (Efesus 4:26). Bukan itu saja, di dunia ini kita ngak punya musuh yang bernama manusia. Musuh kita hanya satu yaitu iblis,
Teman, kalau sampai saat ini kita masih menganggap orang yang bersalah pada kita sebagai musuh, ketahuilah kita pun akan menjadi musuhNya, karena kita tidak bisa melepaskan pengampunan! Seharusnya, orang-orang yang ada di sekitar kita yang telah berbuat salah pada kita, harus tetap kita jadikan saudara dan sahabat kita, bukan musuh. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan perkataan kita! Selanjutnya, bila ada yang bersalah atau memusuhi kita, tetaplah kita harus mengampuni, mendoakan dan memberkati mereka. Kita tidak boleh memusuhi. Kita hanya punya satu musuh yaitu iblis. Dia adalah musuh yang kekal bagi kita. Jangan sampai sesama kita sebut musuh karena kita mengatakan mereka musuh, maka kita telah menyebut meraka iblis. Ingatlah, di dunia ini kan nggak ada orang yang luput dari kesalahan, dan tidak menutup kemungkinan kita yang berbuat salah. Nah, apakah kita mau disebut musuh?